Writing…

Category Archives: Kim Kibum

“Menurutmu benda apa yang bagus untuknya?”

Donghae terdiam, matanya sibuk menatap perhiasan yang terpampang di etalase. Ia tak mengindahkan pertanyaan Kibum tapi kali ini ia tengah berpikir. Ada ide nakal yang sempat terlintas di otaknya ketika melihat perhiasan-perhiasan cantik itu. Ia bahkan membayangkan sosok Gyuri yang terpukau bila ia membelikan gadis itu satu set perhiasan sebagai kado ulang tahunnya.

“Donghae-ya! Apa yang kau pikirkan?” Tanya Kibum memecah lamunanya hingga hancur berkeping-keping di lantai keramik toko itu.

Continue reading


Ji Hye berlari menembus ribuan manusia yang berlalu-lalang di bandara Internasional Incheon, jantungnya berdegup cukup kencang setelah mendapati banjir email dari Kibum sepulangnya dari Singapura.

Email-email yang mampu membuatnya berlari seperti orang kesetanan tak tahu arah, membuatnya dengan mudah berbohong dengan para seniornya sebagai alasan untuk menolak acara kesuksesan tim jelajah departemennya.

Ji Hye sendiri telah menjadi seorang mahasiswa jurusan ilmu komunikasi selama setahun lebih di universitasnya, menjadikannya sebagai mahasiswa ‘sibuk’ dengan segudang aktivitas yang digemarinya. Tim jelajah menjadi salah satu kesibukannya kini, menjadikannya seorang traveler bersponsor bersama para seniornya.

Continue reading


Donghae melangkahkan kakinya perlahan, menatap setiap kelas yang dilewatinya dengan datar. Kedua telinganya terasa bising, dan itu bukan karena keadaan koridor yang sepi tapi karena kepalanya yang terus berargumen memerintahkannya ini itu untuk memikat hati Jung Gyuri.

Ya, ia tahu bahwa kini Jung Gyuri adalah milik Kibum, tapi ia tak pernah pungkiri bahwa perasaan kagumnya pada gadis itu cukup besar dan bermental kuat untuk menariknya ke dalam dekapan hangat seorang Lee Donghae.

“Donghae-ya!!”

Continue reading


Rambut gadis itu berwarna hitam elegan, panjang dan mengagumkan. Matanya yang sipit terlihat sangat mengagumkan dengan lapisan eyeliner tipis pada sisi kelopaknya. Cantik.

Kyeopta, jinjja yeppo.” Gumam Donghae dengan sadarnya, mengagumi setiap inci penampilan gadis yang tengah tertawa lepas di taman sekolahnya.

Pria itu terperanjat. Dari balik pohon itu, ia dapat melihat gadis yang dikaguminya itu dengan jelas. Hatinya sedikit tertohok mendapati kenyataan bahwa ia hanyalah seorang pengagum rahasia. Pengagum bodoh yang terlalu takut menampakkan batang hidungnya di depan gadis impiannya.

Continue reading


image

Mungkin ini pertama kalinya Goo punya couple spesial dalam sebuah fanfiction. Sebut mereka JiBum, yaitu Gwek Ji Hye dan Kim Kibum.

Continue reading


Langit terlihat buram, tak ada cahaya matahari, hanya ada awan putih yang bergerak menutupi langit biru Seoul. Ji Hye mengangkat kedua telapak tangannya ke udara, merentangkannya dengan bebas seakan ia adalah seekor burung merpati yang sibuk berterbangan di langit.

Opppaaa…” gadis itu bergumam sembari tertawa kecil. Ia tidak terbiasa mengucapkan kata itu, benar-benar terasa aneh pikirnya sesaat.

Setelah mengenal sosok Kibum sejak peristiwa di kereta, Ji Hye selalu mengganggu pria ber-IQ tinggi itu. Entah berpura-pura menjadi stalkernya atau hanya menyapanya dengan kalimat-kalimat manja penuh nada gombal. Semua yang ia lakukan diluar batas kewajaran sikapnya, dan Ji Hye sadar betul dampak yang akan diterimanya nanti.

Continue reading


Ji Hye menggembungkan pipinya kesal menatap jam yang bertengger di lengan kirinya. Sudah hampir setengah jam ia menunggu seorang gadis ‘jam karet’ bernama Park Juyeong.

Entah sudah berapa kali ia mendengus, mendecakkan lidah, dan mengetuk-ngetuk kakinya di atas lantai marmer stasiun bawah tanah itu. Di sebelahnya seorang pria sedang tertidur, membuat gadis itu makin geram karena harus mendengar dengkuran jelek pria itu. Tapi bukan itu yang ia kesalkan. Ini soal Park Juyeong! Tetangganya itu benar-benar jam karet!!

Ia lalu mengambil handphone dari saku jaket yang ia kenakan, menekan beberapa tombol lalu menempelkannya pada telinga. “Yoboseoyeo? Eo, tidak perlu menemaniku. Sudah telat.” Ujarnya lalu mematikan sambungan telepon.

Continue reading


Ji Hye tersenyum kecil sembari menatap Kibum yang bahkan belum mengeluarkan senyumannya sejak pertemuan mereka beberapa menit yang lalu. Gadis berambut pendek itu menarik nafasnya pelan dan terkesan berat, berusaha menahan gejolak hatinya yang ingin menghambur di dalam pelukan pria itu.

Semacam rudal, jantungnya berdetak kencang, membuat seluruh perasaannya tumpah ruah. Kacau. Ia kembali berpikir, apakah pilihan yang dipikirkannya sejak beberapa hari yang lalu sudah benar?

“Kenapa tiba-tiba?” Suara Kibum tercekat, matanya masih menatap Ji Hye dengan tajam

Continue reading